Senin, 28 September 2009
KRS ONLINE UNEVERSITAS NEGERI SURABAYA
Ada yang baru dalam sistem pengambilan SKS di Universitas Negeri Surabaya tahun 2007/2008 Kemaren. Sistem pengambilan KRS yang biasanya dilakukan dengan cara mengisi blangko KRS kini sudah mulai ditingalkan. Beralih ke dunia global tetang informasi khususnya internet maka UNESA mulai menggeser KRS yang biasanya secara manual dengan mengisikan blangko sekarang mulai beralih ke KRS online yang bisa di akses lewat intranet yang hanya bisa diakses didalam kalangan UNESA sendiri. Planning ke depannya KRS ini bisa diakses lewat jaringan internet
“Transkrip nilai dapat dilihat dengan mudah.” itulah yang sering diimpikam oleh umumnya mahasiswa. ditahun 2008 impian tersebut akhirnya terwujut juga, Meskipun dalam praktek pertama begitu membingungkan tapi setelah sudah biasa, ternyata gampang juga. Tanpa Mengambil Transkrip dari BAKAPSI pun mahasiswa dapat melihat nilainya. Akses untuk membuka KRS online UNESA ini alamatnya ada 2. Untuk Akses lokal http://192.168.0.250 sementara untuk akses internet http://124.81.225.251. Apabila ingin akses lewat internet maka mahasiswa mengunakan alamat yang kedua sedangkan untuk wilayah sekitar UNESA maka mengunakan alamat yang pertama.
PETUNJUK PENGGUNAAN KRS ONLINE
1. Pilih Dosen Penasehat anda pada daftar pilihan yang tersedia dan tekan tombol ‘Set’ (proses ini cukup dilakukan sekali)
2. Segera Ganti Password Anda untuk keamanan.
3. Anda dapat melakukan KRS Online pada jadwal yang ditentukan setelah melakukan pembayaran SPP.
4. Pilih Kelas yang akan diikuti sesuai dengan kurikulum yang berlaku ( Mahasiswa yang melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi tegas)
5. Setelah melakukan KRS Online, segera menghadap Dosen Penasehat.
6. Jika ada kesulitan, hubungi administrasi jurusan masing-masing.
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Teknologi Pembelajaran Tahun 1994
Teknologi Pembelajaran ( Instructional Technology ) adalah teori dan praktek untuk mendesain, mengembangkan, pemanfaatan, managemen, dan evaluasi proses serta sumber-sumber belajar.
A. Asumsi-Asumsi Definisi
Hakekat Definisi
Israel Scheffler (1960) membedakan dua jenis definisi yaitu :
a) Definisi Umum
Definisi yang dapat dipahami baik oleh masyarakat umum maupun kalangan Profesional. Scheffler menggolongkan 3 jenis definisi umum yaitu definisi stipulatif, definisi deskritif, dan definisi progamtis.
b) Definisi Ilmiah
Definisi berorientasi teknis dan teoritis dan untuk memahaminya diperlukan pengetahuan khusus.
Definisi bisa besifat logis atau metaforis atau paduan keduanya. Misal peran dalam bidang studi dapat dideskripsikan melalui metafor, seperti menggambarkan pembuat desain pembelajaan sebagai seorang seniaman atau pemahat.
Sebelum definisi dikembangkan, parameter definisi itu perlu dijelaskan. Parameter adalah asumsi yang menjadi dasar untuk membuat keputusan. Untuk bisa diformulasikan, keputusan haruslah memuat ruang lingkup (scope), tujuan (purpose), titik pandang (view point), sasaran (audience) dan karekteristik penting yang perlu diperhatikan.
Definisi Teknologi Pembelajran tahun 1994 didasarkan pada asumsi sebagai berikut :
Teknologi Pembelajaran telah berevolusi dari gerakan menjadi bidang studi & profesi karena profesi berhubungan dengan dasar pengetahuan, definisi tahun 1994 harus mengidentifikasi dan menekankan Teknologi Pembelajaran secara akademis yaitu sebagai bidang studi dan secara praktis.
Definisi bidang studi yang sudah direvisi itu harus memuat kawasan yang menjadi perhatian praktisi dan ilmuwan. Kawasan itu adalah domain bidang studi itu.
Proses dan produk penting untuk bidang studi itu perlu direfleksikan dalam definisi .
Meskipun tidak dinyatakan secara jelas, beberapa karekteristik penting bidang studi dapat diasumsikan bahwa baik penelitian maupun praktek dalam bidang studi itu dilakukan dengan format keseragaman yang disertai norma-norma etik profesi.
Definisi itu juga mengasumsikan bahwa praktek dalam bidang studi ini diwarnai oleh pencapaian tujuan secara efisien dan ekonomis. Titik pijakan yang membedakan Profesional dengan orang awam ialah kemampuan untuk mencapai tujuan yang efektif dan produktif dalam cara yang lebih langsung, singkat, dan hemat.
B. Teknologi Pendidikan / Pembelajaran
Secara historis bidang studi itu disebut “Teknologi Pendidikan “ dan Teknologi Pembelajaran Pemakaian istilah Teknologi Pembelajaran itu memiliki 2 alasan :
1. Kata Pembelajaran (Instructional) lebih sesuai untuk mendeskripsikan fungsi teknologi.
2. IstilahPembelajaran dianggap lebih tepat sebab TP pada umumnya berimplikasi pada setting sekolah atau setting pendidikan. Istilah Pembelajaran memadukan tidak saja setting persekolahan tetapi juga situasi pelatihan.
Mereka yang menyukai TP menyatakan bahwa Pembelajaran (Instruction) dipandang sebagai bagian pendidikan, Istilah Pembelajaran itu dapat membantu mempertahankan fokus bidang studi. Sedang pendidikan itu mengacu pada proses belajar dengan bebagai bentuk lingkungan termasuk rumah, sekolah, kerja, sedang dalam pembelajaran hamya mencakup proses belajar dalam lingkungan sekolah.
Dewasa ini istilah TP dan Teknologi Pembelajaran digunakan untuk mengacu pada pengertian yang sama oleh kebanyakan professional. Istilah Teknologi Pembelajaran dipakai dalam definisi pada tahun1994 karena :
a. Lebih umum digunakan di AS
b. Mencakup situasi praktek yang beragam
c. Mendeskripsikan fungsi Teknologi dalampendidikan secara lebih tepat
d. Memungkinkan penekanan baik dalam pembelajaran mauapun belajar
C. Orientasi Definisi
Pendidikan & Teknologi Pembelajaran menjadi lebih beragam. Periode pasca 1960-an merupakan periode kreativitas teknologi yang luar biasa. Joel Makyr menyatakan bahwa keragaman itu merupakan kunci mengembangkan kreativitas Teknologi dalam kebudayaan.
Heinch, Molnda dan Russel 1993 mendefinisikan Teknologi Pembelajaran sebagai “Penerapan ilmu pengetahuan ilmiah tentang belajar untuk pada tugas-tugas praktis pengajaran dan belajar”.
Braudel mengingatkan kita bahawa teknologi tidak hanya penerapan ilmu pengetahuan tetapi mencakup perkembangan dalam proses dan peralatan yang memungkinkan generasi untuk membangun pengetahuan generasi sebelumnya.
Definisi yang sudah direvisi ialah Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek desain, pengembangan, pemanfaatan, managemen (pengelolahan) dan evaluasi proses serta sumber belajar
D. Komponen Definisi
Menurut Definisi 1994 Teknologi Pembelajaran ialah :
1. Teori dan Praktek
Teori tersusun atas konsep, konstruk, prinsisp, proposisi yang mmeberikan kontribusi pada khasanah pengetahaun. Praktek ialah penerapan pengetahuan itu memecahkan masalah. Praktek itu bisa juga memberikan kontribusi pada dasar pengetahuan melalui informasi yang diperoleh dari pengetahuan.
2. Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolahan dan Evaluasi
Kelima istilah itu mmepunyai domain dasar Teknologi Pembelajaran. Masing-masing dari ke-5 fungsi itu cukup unik dan dapat pula berkembang menjadi wilayah studi yang terpisah. Domain Desain memberikan kontribusi teorirtis dalam Teknologi Pembelajaran pada bidang studi pendidikan secara lebih luas. Domain Pengembangan merupakan domain yang cukup matang dan memberikan kontribusi pada praktek. Disisi lain, domain pemanfaatan kurang berkembang baik secara teoritis maupun praktis. Mekipun banyak upaya yang dilaukukan dengan media, domain ini dapat dikatakan kurang diperhatikan. Domain pengelolahan selalu menjadi bagian karena mengandungsumber-sumber pendukung setiap fungsi perlu diorganisasikan dan dikelola. Domain evaluasi masih mengandalkann penelitian dari bidang studi lain.
3. Proses-proses dan sumber-sumber
Frase ini mengandung elemen tradisional baik dalam konsep proses maupun produk dalam definisi itu. Proses adalah serangkaian pelaksaan atau kegiatan yang diarahkan pada hasil tertentu. Dalam Teknologi Pembelajaran terdapat proses desain dan proses penyampaian. Sumber adalah sumber pendukung untuk belajar, termasuk sistem pendukung dan materi dan lingkungan pembelajaran. Sumber dapat mencakup apa yang tersedia untuk membantu individu dalam belajar dan berkiprah secara kompeten .
4. Untuk belajar
Tujuan Teknologi Pembelajaran ialah mempengaruhi dan meberikan dampak belajar keterampilan atau sikap, merupakan kriteria pembelajaran dalam definisi, belajar mengacu keperubahan relatif permanen pada pengetahuan dan perilaku seseorang karena pengalaman .
E. Hakekat Evolusi dalam Definisi
Definisi proses Teknologi Pembelajaran berakar dalam praktek pendidikan zaman progresif, kepercayaan umum bahwa Teknologi Pembelajaran berasal dari gerakan komunikasi audio visual (Saetler 1990). Ada 2 tokoh berperan dalam evolusi definisi. Edgar Dale yang mengembangkan cone of experience (kerucut pengalaman) yang berfungsi sebagai analogi visual untuk level kongrit dan abstrak. Sedangkan tujuan kerucut itu adaalah untuk menunjukkan rentangan pengalaman dari pengalaman langsung menjadi komunikasi simbolik. Dan tujuan Jimm finn yang mengembangkan bidang komunikasi audio visual menjadi Teknologi Pembelajaran (AECT 1997). Finn menyatakan bahwa agar komunikasi audio visual menjadi profesi bidang studi harus mengembangkan teori, penelitian, dan tekniknya sendiri.
F. Definisi Teknologi Pembelajaran
Terdapat banyak definisi Teknologi Pendidikan. Banyak perubahan yangterjadi dalam definisi-definisi tersebut.
Definisi yanag pertama kali dikemukan oleh Ely, 1963 :18-19. Memberikan definisi kerja bidang studi Teknologi Pembelajran yang berfungsi sebagai kerangka untuk perkembangan masa datang dan berpengaruh pada peningkatan pembelajaran.
Definisi pada tahun 1970 dikelompokkan pada 2 cara, kan tetapi ke-2 definisi menghasilkan kerancuan diseputar TP.
Perbedaan kecil tapi penting antara definisi tahun 1994 dengan definisi 1963 ialah perubahan dalam kosakata dari”sistem” menjadi “sistematis”.
Definisi Silber 1970 ke-3 yang berpengaruh dan menjadi ketua komisi AECT pada definisi dan terminology, Namun definisi itu tidak berdiri sendiri, perlu adanya untuk membaca artikel yang mengupas secara mendalam tentang definisi tersebut.
Definisi Markenzie traut tahun 1971, definisi dari Inggris cukup jelas, tetapi terlalu luas untuk digunakan secara akurat untuk mendeskripsikan Teknologi Pembelajaran .
Definisi AECT tahun 1972, definisi diakui oleh asosiasi itu dan merupakan perkembangan dari komisi definisi dan terminology yang aktif pada waktu itu . Ciri definisi pada tahun itu adalah keputusan untuk mendefinisikan komunikasi audio visual sebagai bidang studi, dan menimbulkan perdebatan pada pengertian bidang studi yang diperjelas olh konsep sistem dan penekanan (R.Heinich) sedang nenurut Silber pada fungsi pembuatan pengajaran individual sebagai karakteristik penentu.
Definisi menurut AECT tahun 1977. Definisi resmi dan lengkap dikeluarkan AECT yang panjangnya 16 halaman. Berikut singkatan dari definisi tersebut :
“Teknologi Pendidikan merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, produser, konsep, sarana, dan organisasi untuk menganilisis masalah dan merekayasa, menerapkan, mengevaluasi dan mengelolah pemecahan masalah-masalah yang dilibatkan dalam semua aspek belajar manusia”.
Definisi tahun 1997 berupaya mengidentifikasi Teknologi Pembelajaran sebagai teori, bidang studi, dan profesi dengan perkecualian definisi AECT 1963.
PEMBAHASAN
Definisi Teknologi Pembelajaran Tahun 1994
Teknologi Pembelajaran ( Instructional Technology ) adalah teori dan praktek untuk mendesain, mengembangkan, pemanfaatan, managemen, dan evaluasi proses serta sumber-sumber belajar.
A. Asumsi-Asumsi Definisi
Hakekat Definisi
Israel Scheffler (1960) membedakan dua jenis definisi yaitu :
a) Definisi Umum
Definisi yang dapat dipahami baik oleh masyarakat umum maupun kalangan Profesional. Scheffler menggolongkan 3 jenis definisi umum yaitu definisi stipulatif, definisi deskritif, dan definisi progamtis.
b) Definisi Ilmiah
Definisi berorientasi teknis dan teoritis dan untuk memahaminya diperlukan pengetahuan khusus.
Definisi bisa besifat logis atau metaforis atau paduan keduanya. Misal peran dalam bidang studi dapat dideskripsikan melalui metafor, seperti menggambarkan pembuat desain pembelajaan sebagai seorang seniaman atau pemahat.
Sebelum definisi dikembangkan, parameter definisi itu perlu dijelaskan. Parameter adalah asumsi yang menjadi dasar untuk membuat keputusan. Untuk bisa diformulasikan, keputusan haruslah memuat ruang lingkup (scope), tujuan (purpose), titik pandang (view point), sasaran (audience) dan karekteristik penting yang perlu diperhatikan.
Definisi Teknologi Pembelajran tahun 1994 didasarkan pada asumsi sebagai berikut :
Teknologi Pembelajaran telah berevolusi dari gerakan menjadi bidang studi & profesi karena profesi berhubungan dengan dasar pengetahuan, definisi tahun 1994 harus mengidentifikasi dan menekankan Teknologi Pembelajaran secara akademis yaitu sebagai bidang studi dan secara praktis.
Definisi bidang studi yang sudah direvisi itu harus memuat kawasan yang menjadi perhatian praktisi dan ilmuwan. Kawasan itu adalah domain bidang studi itu.
Proses dan produk penting untuk bidang studi itu perlu direfleksikan dalam definisi .
Meskipun tidak dinyatakan secara jelas, beberapa karekteristik penting bidang studi dapat diasumsikan bahwa baik penelitian maupun praktek dalam bidang studi itu dilakukan dengan format keseragaman yang disertai norma-norma etik profesi.
Definisi itu juga mengasumsikan bahwa praktek dalam bidang studi ini diwarnai oleh pencapaian tujuan secara efisien dan ekonomis. Titik pijakan yang membedakan Profesional dengan orang awam ialah kemampuan untuk mencapai tujuan yang efektif dan produktif dalam cara yang lebih langsung, singkat, dan hemat.
B. Teknologi Pendidikan / Pembelajaran
Secara historis bidang studi itu disebut “Teknologi Pendidikan “ dan Teknologi Pembelajaran Pemakaian istilah Teknologi Pembelajaran itu memiliki 2 alasan :
1. Kata Pembelajaran (Instructional) lebih sesuai untuk mendeskripsikan fungsi teknologi.
2. IstilahPembelajaran dianggap lebih tepat sebab TP pada umumnya berimplikasi pada setting sekolah atau setting pendidikan. Istilah Pembelajaran memadukan tidak saja setting persekolahan tetapi juga situasi pelatihan.
Mereka yang menyukai TP menyatakan bahwa Pembelajaran (Instruction) dipandang sebagai bagian pendidikan, Istilah Pembelajaran itu dapat membantu mempertahankan fokus bidang studi. Sedang pendidikan itu mengacu pada proses belajar dengan bebagai bentuk lingkungan termasuk rumah, sekolah, kerja, sedang dalam pembelajaran hamya mencakup proses belajar dalam lingkungan sekolah.
Dewasa ini istilah TP dan Teknologi Pembelajaran digunakan untuk mengacu pada pengertian yang sama oleh kebanyakan professional. Istilah Teknologi Pembelajaran dipakai dalam definisi pada tahun1994 karena :
a. Lebih umum digunakan di AS
b. Mencakup situasi praktek yang beragam
c. Mendeskripsikan fungsi Teknologi dalampendidikan secara lebih tepat
d. Memungkinkan penekanan baik dalam pembelajaran mauapun belajar
C. Orientasi Definisi
Pendidikan & Teknologi Pembelajaran menjadi lebih beragam. Periode pasca 1960-an merupakan periode kreativitas teknologi yang luar biasa. Joel Makyr menyatakan bahwa keragaman itu merupakan kunci mengembangkan kreativitas Teknologi dalam kebudayaan.
Heinch, Molnda dan Russel 1993 mendefinisikan Teknologi Pembelajaran sebagai “Penerapan ilmu pengetahuan ilmiah tentang belajar untuk pada tugas-tugas praktis pengajaran dan belajar”.
Braudel mengingatkan kita bahawa teknologi tidak hanya penerapan ilmu pengetahuan tetapi mencakup perkembangan dalam proses dan peralatan yang memungkinkan generasi untuk membangun pengetahuan generasi sebelumnya.
Definisi yang sudah direvisi ialah Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek desain, pengembangan, pemanfaatan, managemen (pengelolahan) dan evaluasi proses serta sumber belajar
D. Komponen Definisi
Menurut Definisi 1994 Teknologi Pembelajaran ialah :
1. Teori dan Praktek
Teori tersusun atas konsep, konstruk, prinsisp, proposisi yang mmeberikan kontribusi pada khasanah pengetahaun. Praktek ialah penerapan pengetahuan itu memecahkan masalah. Praktek itu bisa juga memberikan kontribusi pada dasar pengetahuan melalui informasi yang diperoleh dari pengetahuan.
2. Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolahan dan Evaluasi
Kelima istilah itu mmepunyai domain dasar Teknologi Pembelajaran. Masing-masing dari ke-5 fungsi itu cukup unik dan dapat pula berkembang menjadi wilayah studi yang terpisah. Domain Desain memberikan kontribusi teorirtis dalam Teknologi Pembelajaran pada bidang studi pendidikan secara lebih luas. Domain Pengembangan merupakan domain yang cukup matang dan memberikan kontribusi pada praktek. Disisi lain, domain pemanfaatan kurang berkembang baik secara teoritis maupun praktis. Mekipun banyak upaya yang dilaukukan dengan media, domain ini dapat dikatakan kurang diperhatikan. Domain pengelolahan selalu menjadi bagian karena mengandungsumber-sumber pendukung setiap fungsi perlu diorganisasikan dan dikelola. Domain evaluasi masih mengandalkann penelitian dari bidang studi lain.
3. Proses-proses dan sumber-sumber
Frase ini mengandung elemen tradisional baik dalam konsep proses maupun produk dalam definisi itu. Proses adalah serangkaian pelaksaan atau kegiatan yang diarahkan pada hasil tertentu. Dalam Teknologi Pembelajaran terdapat proses desain dan proses penyampaian. Sumber adalah sumber pendukung untuk belajar, termasuk sistem pendukung dan materi dan lingkungan pembelajaran. Sumber dapat mencakup apa yang tersedia untuk membantu individu dalam belajar dan berkiprah secara kompeten .
4. Untuk belajar
Tujuan Teknologi Pembelajaran ialah mempengaruhi dan meberikan dampak belajar keterampilan atau sikap, merupakan kriteria pembelajaran dalam definisi, belajar mengacu keperubahan relatif permanen pada pengetahuan dan perilaku seseorang karena pengalaman .
E. Hakekat Evolusi dalam Definisi
Definisi proses Teknologi Pembelajaran berakar dalam praktek pendidikan zaman progresif, kepercayaan umum bahwa Teknologi Pembelajaran berasal dari gerakan komunikasi audio visual (Saetler 1990). Ada 2 tokoh berperan dalam evolusi definisi. Edgar Dale yang mengembangkan cone of experience (kerucut pengalaman) yang berfungsi sebagai analogi visual untuk level kongrit dan abstrak. Sedangkan tujuan kerucut itu adaalah untuk menunjukkan rentangan pengalaman dari pengalaman langsung menjadi komunikasi simbolik. Dan tujuan Jimm finn yang mengembangkan bidang komunikasi audio visual menjadi Teknologi Pembelajaran (AECT 1997). Finn menyatakan bahwa agar komunikasi audio visual menjadi profesi bidang studi harus mengembangkan teori, penelitian, dan tekniknya sendiri.
F. Definisi Teknologi Pembelajaran
Terdapat banyak definisi Teknologi Pendidikan. Banyak perubahan yangterjadi dalam definisi-definisi tersebut.
Definisi yanag pertama kali dikemukan oleh Ely, 1963 :18-19. Memberikan definisi kerja bidang studi Teknologi Pembelajran yang berfungsi sebagai kerangka untuk perkembangan masa datang dan berpengaruh pada peningkatan pembelajaran.
Definisi pada tahun 1970 dikelompokkan pada 2 cara, kan tetapi ke-2 definisi menghasilkan kerancuan diseputar TP.
Perbedaan kecil tapi penting antara definisi tahun 1994 dengan definisi 1963 ialah perubahan dalam kosakata dari”sistem” menjadi “sistematis”.
Definisi Silber 1970 ke-3 yang berpengaruh dan menjadi ketua komisi AECT pada definisi dan terminology, Namun definisi itu tidak berdiri sendiri, perlu adanya untuk membaca artikel yang mengupas secara mendalam tentang definisi tersebut.
Definisi Markenzie traut tahun 1971, definisi dari Inggris cukup jelas, tetapi terlalu luas untuk digunakan secara akurat untuk mendeskripsikan Teknologi Pembelajaran .
Definisi AECT tahun 1972, definisi diakui oleh asosiasi itu dan merupakan perkembangan dari komisi definisi dan terminology yang aktif pada waktu itu . Ciri definisi pada tahun itu adalah keputusan untuk mendefinisikan komunikasi audio visual sebagai bidang studi, dan menimbulkan perdebatan pada pengertian bidang studi yang diperjelas olh konsep sistem dan penekanan (R.Heinich) sedang nenurut Silber pada fungsi pembuatan pengajaran individual sebagai karakteristik penentu.
Definisi menurut AECT tahun 1977. Definisi resmi dan lengkap dikeluarkan AECT yang panjangnya 16 halaman. Berikut singkatan dari definisi tersebut :
“Teknologi Pendidikan merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, produser, konsep, sarana, dan organisasi untuk menganilisis masalah dan merekayasa, menerapkan, mengevaluasi dan mengelolah pemecahan masalah-masalah yang dilibatkan dalam semua aspek belajar manusia”.
Definisi tahun 1997 berupaya mengidentifikasi Teknologi Pembelajaran sebagai teori, bidang studi, dan profesi dengan perkecualian definisi AECT 1963.
Langganan:
Postingan (Atom)